Jumat, 19 Apr 2024
  • Home
  • Traveler
  • Uniknya Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu, Bangunannya Kokoh tanpa Paku, Sudah Ada Sejak 1893

Uniknya Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu, Bangunannya Kokoh tanpa Paku, Sudah Ada Sejak 1893

admin
Sabtu, 14 Mar 2020 15:04
Siwaluh Jabu rumah adat Karo pertama di Medan yang terletak di Jalan Bunga Herba 5, Nomer 89, Kota Medan
MEDAN - Setiap daerah pasti  memiliki yang namanya rumah adat, yang di mana terdapat bentuk yang unik, dan memiliki arti di setiap sisi bangunannya.

Tentu hal ini menjadi daya tarik wisawatan dari berbagai daerah untuk berkunjung.
Salah satunya rumah adat yang dikunjungi wartawan www.tri bun-medan.com ialah rumah adat karo yang berada di Jalan Bunga Herba 5, Nomer 89, Kota Medan.

Rumah adat tersebut bernama Siwaluh Jabu.
Dalam bahasa Karo, Waluh artinya 8 dan Jabu artinya rumah.

Jadi Siwaluh Jabu merupakan rumah adat Karo yang memiliki 8 ruangan dan dapat dihuni oleh 8 keluarga.
Siwaluh Jabu pertama di Kota Medan, yang dibawa langsung dari Karo. Tepatnya berlokasi di Desa Pernantin, Kecamatan Juhar Tanah Karo.

Bangunan masih asli, yaitu dibangun tanpa menggunakan Paku.
Bangunan Siwaluh Jabu yang sudah ada semenjak 1893 di desa tersebut, 'dipindahkan' ke Kota Medan, oleh seorang warga Kota Medan bernama Fernando Barus.

"Hal ini tentunya atas kesepakatan bersama oleh pemanggku adat yang ada di desa tersebut.
Pemindahan bangunan tersebut, bertujuan untuk melestarikan budaya Karo melalui bangunan Siwaluh Jabu, kepada generasi muda Kota Medan dan sekitarnya," ucap perawat rumah adat Siwaluh Jabu Moningkat Perangin Angin, Jumat (13/3/2020).

Bangunan Siwaluh Jabu ini dibangun kembali di atas lahan tanah seluah 7.000 meter kubik.
Luas bangunan Siwaluh Jabu ini sekitar 14 meter x 16 meter persegi.

Material bangunan yang dipakai sebagian besar menggunakan kayu hutan yang sudah berusia ratusan tahun.

Bangunan ini juga memiliki 10 ribuan batang bambu untuk kerangka atapnya. Lalu, atapnya menggunakan ijuk yang berasal dari pohon aren.
"Ada alasan kuat penggunaan ijuk di bagian atap bangunan rumah adat ini. Selain tahan sampai ratusan tahun, ijuk pun berfungsi menyimpan panas dan dingin," ucap Moningkat.

Sementara itu, Siwaluh Jabu juga dibangun seperti rumah panggung, dan di bawah difungsikan sebagai tempat ternak, penyimpanan lumbung padi, dan menyimpan hasil panen atau bibit perkebunan serta pertanian.

Jadi, bagi Anda yang ingin datang ke rumah adat Karo ini, langsung saja datang dan rasakan kemegahan, dan bentuk ukiran yang memiliki banyak arti di rumah adat ini.
Begitu tiba dilokasi setiap pengunjung dikenakan uang retribusi sebesar Rp 7.500 per orang.



Sumber: tribunmedan.com

komentar Pembaca

Copyright © 2012 - 2024 www.spiritriau.com. All Rights Reserved.